OBYEK
PENDIDIKAN ISLAM
QS.
AS-SYU’ARA AYAT 214
Dibuat
Guna Memenuhi Tugas Ulangan Akhir Semester (UAS)
Mata
Kuliah : Tafsir II ( Tarbawi )
Dosen
Pengampu : Muhammad Bahauddin, M.Hum
Disusun oleh :
1.
Mustaqim (1410120061)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN
2017
1. Ayat tentang Subyek Pendidikan
Surat Asy-Syu’ara’ : 214
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ
الْأَقْرَبِينَ. (الشعراء: 214)
Artinya:
“Dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat.
(QS. Asy-Syu’ara’: 214 )
2. Mufrodat Surat
Asy-Syu’ara’ : 214
وَأَنذِرۡ = Dan berilah peringatan
عَشِيرَتَكَ ٱلۡأَقۡرَبِينَ = kerabat-kerabatmu yang terdekat
3. Asbaabun Nuzul Surah Asy-Syu’ara’ : 214
Ketika ayat ini turun, Rasul SAW naik ke puncak bukit
Shafa, di Mekah, lalu menyeru keluarga dekat beliau dari keluarga besar 'Ady
dan Fihr yang berinduk pada suku Quraisy. Semua keluarga hadir atau mengirim
utusan. Abu Lahab pun datang, Ialu Nabi SAW bersabda: "bagaimana pendapat
kalian, jika aku berkata bahwa:di belakang lembah ini ada pasukan berkuda
bermaksud menyerang kalian, apakah kalian mempercayai aku?" mereka berkata:
"Ya, kami belum pernah mendapatkan darimu kecuali kebenaran". Lalu
Nabi bersabda: "Aku menyampaikan kepada kamu semua sebuah peringatan,
bahwa di hadapan sana (masa datang) ada siksa yang pedih". Abu Lahab yang
mendengar sabda beliau itu, berteriak kepada Nabi SAW berkata: "celakalah
engkau sepanjang hari, apakah untuk maksud itu engkau mengumpulkan kami? Maka
turunlah surah Tabbat Yada Abi Lahab" (HR.Bukhori, Muslim, ahmad, dan
lain-lain melalui ibn abbas(. Demikianlah ayat ini mengajarkan kepada rasul SAW
dan umatnya agar tidak pilih kasih, atau memberi kemudahan kepada keluarga
dalam hal pemberian peringatan.Ini berarti Nabi Muhammad SAW dan keluarga
beliau tidak kebal hukum, tidak juga terbebaskan dari kewajiban. Mereka tidak
memiliki hak berlebih atas dasar kekerabatan kepada rasul SAW, karena semua
adalah hamba Allah, tidak ada perbedaan antara keluarga atau orang lain. Bila
ada kelebihan yang berhak mereka peroleh, maka itu disebabkan karena
keberhasilan mereka mendekat kepada Allah dan menghiasi diri dengan ilmu serta
akhlak yang mulia.
4. Penafsiran Surat Asy-Syu’ara’ : 214
Dalam ayat ini, Allah s.w.t. memerintahkan Nabi
Muhammad s.a.w. untuk member peringatan kepada kaum kerabantnya yang terdekat
dan agar bergaul dengan orang-orang mukmin dengan lemah lembut. Imam
Bukhari dan Imam Muslim menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas r.a.,[1] bahwa ketika
Allah menurunkan ayat di atas, Nabi s.a.w. naik ke bukit Shafa lalu berseru,
“Wahai orang-orang, sudah pagi.” Lalu orang-orang berkumpul kepadanya, ada yang
datang sendiri dan ada yang mengutus utusannya. Kemudian Rasulullah s.a.w.
berpidato, “Wahai Bani Abdul Muththalib, wahai Bani Fihr, wahai Bani Lu’ay, apa
pendapat kalian jika aku memberitahu kalian bahwa di kaki bukit ini ada seekor
kuda yang hendak menyerang kalian, apakah kalian mempercayai aku?” Mereka
menjawab, “Ya, kami mempercayai anda.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku
memperingatkan kalian akan azab yang sangat keras.” Abu Lahab berkata,
“Celakalah kamu untuk selama-lamanya! Apakah hanya untuk ini kamu memanggil
kami?” Maka Allah ta’ala menurunkan surat Al-Lahab, di antaranya sebagai
berikut:
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan binasa.”
(Al-Lahab: 1)
Menurut Al-Maraghi, pemberian peringatan dalam surat
Asy-Syu’ara’: 214 di atas, sifatnya adalah pemberian peringatan secara khusus,
dan ini merupakan bagian dari peringatan yang bersifat umum, yang untuk itulah
Rasulullah s.a.w. diutus. Sebagaimana firman Allah s.w.t.:[2]
“Dan agar kamu member peringatan kepada (penduduk)
Ummul qura (Makkah) dan orang-orang yang berada di lingkungannya.” (QS. Al-An’am: 92)
Al-Maraghi juga menambahkan, bahwa kedekatan nasab
atau keturunan tidak memberi manfaat sama sekali seandainya jalan keimanan yang
ditempuh berbeda. Dalam kisah ayat di atas terdapat dalil pembolehan interaksi
antara mukmin dan kafir, serta memberinya petunjuk dan nasehat.
5.
Penjelasan Surat
Asy-Syu’ara’ : 214
Sesuai dengan ayat sebelumnya (QS At Tahrim:6) bahwa
terdapat perintah langsung dengan fi’il amar (berilah peringatan). Namun
perbedaanya adalah tentang objeknya, dimana dalam ayat ini adalah
kerabat-kerabat. “Aq Alrobin” mereka adalah Bani Hasyim dan Bani Muthalib, lalu
Nabi SAW memberikan peringatan kepada mereka secara terang-terangan.
Demikianlah menurut keterangan Hadits yang telah dikemukakan oleh Imam Bukhori
dan Imam Muslim. Namun hal tersebut berarti khusus untuk Nabi SAW saja kepada
Bani Hasyim dan Mutholib, tetapi juga untuk seluruh umat islam, karena dilihat
dari munasabah ayat, selanjutnya terdapat ayat ke 215:” Dan rendahkanlah dirimu
terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman jadi
perintah ini juga berlaku untuk seluruh umat islam”
6.
Pendapat Ulama Surat
Asy-Syu’ara’ : 214
At Thobari meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun,
Nabi menyampaikan pesan suci yang diterimanya kepada seluruh kerabat dan
keluarga terdekatnya. Sementara Al Bukhori meriwayatkan bahwa ketika ayat
tersebut turun Nabi langsung menuju dan naik bukit shofa seraya mengumpulkan
sanak kerabat dan sahabatnya.
7. Aspek Kandungan Pendidikan Surat Asy-Syu’ara’ : 214
Alquran Surat
Asy-syu’ara:214 berisi perintah menjadikan keluarga terlebih dahulu dalam arti
sebagai objek pendidikan yang utama. Baru kemudian kerabat jauh dan akhirnya
seluruh manusia seperti yang dijelaskan dalam hadits tadi. Selain itu Lingkungan
keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu
peranan keluarga(orang tua) dalam pengembangan kesadaran beragama anak
sangatlah dominan.
ayat As-syuaraa’
ayat 214 وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِين “Dan berilah peringatkan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat”(Q.S As-syuaraa’ ayat 214).
Di sini jelas,
perintah menjadikan keluarga terdekat terlebih dahulu dalam arti sebagai objek
pendidikan yang utama. Baru kemudian kerabat jauh dan akhirnya seluruh manusia.
Selain itu
Adapun dasar operasional pendidikan yang harus kita ketahui terdiri atas, Dasar
historis, Dasar social, Dasar ekonomi, Dasar politik dan administrative, Dasar
psikologis , Dasar filosofis. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama
dan utama bagi anak, oleh karena itu peranan keluarga(orang tua) dalam
pengembangan kesadaran beragama anak sangatlah dominan, hal ini menunjukkan
orangtua mempunyai kewajiban untuk memberikan pendidikan kepada anak dalam
upaya menyelamatkan mereka dari siksa api neraka.
Maka dari itu
keluarga adalah sebagai objek pendidikan yang utama.
Al-Quran Surat
Asy-syu’ara:214 berisi perintah menjadikan keluarga terlebih dahulu dalam arti
sebagai objek pendidikan yang utama. Baru kemudian kerabat jauh dan akhirnya
seluruh manusia seperti yang dijelaskan dalam hadits tadi. Selain itu
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh
karena itu peranan keluarga(orang tua) dalam pengembangan kesadaran beragama
anak sangatlah dominan.
ayat As-syuaraa’
ayat 214 وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِين “Dan berilah peringatkan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat”
Di sini jelas,
perintah menjadikan keluarga terdekat terlebih dahulu dalam arti sebagai objek
pendidikan yang utama. Baru kemudian kerabat jauh dan akhirnya seluruh manusia.
Selain itu Adapun dasar operasional pendidikan yang harus kita ketahui terdiri
atas, Dasar historis, Dasar social, Dasar ekonomi, Dasar politik dan
administrative, Dasar psikologis , Dasar filosofis. Lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu peranan
keluarga (orang tua) dalam pengembangan kesadaran beragama anak sangatlah
dominan, hal ini menunjukkan orangtua mempunyai kewajiban untuk memberikan
pendidikan kepada anak dalam upaya menyelamatkan mereka dari siksa api neraka.
Sesuai dengan ayat sebelumnya (QS. At Tahrim: 6) bahwa terdapat perintah
langsung dengan fi’il amar (berilah peringatan). Namun perbedaannya adalah
tentang objeknya, dimana dalam ayat ini adalah kerabat-kerabat.
”Al Aqrobyn” mereka adalah Bani Hasyim dan Bani
Mutalib, lalu Nabi saw. memberikan peringatan kepada mereka secara
terang-terangan; demikianlah menurut keterangan hadis yang telah dikemukakan
oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Namun hal ini
bukan berarti khusus untuk Nabi SAW saja kepada Bani Hasyim dan Muthollib,
tetapi juga untuk seluruh umat Islam. Jadi perintah ini juga berlaku untuk
seluruh umat Islam.
Dalam QS. Asy
Syu’araa Ayat 214 menunjukan yang menjadi obyek pendidikan dalam ayat ini
diutamakan adalah kerabat terdekat dari kita dan orang-orang yang dekat kepada
azab Allah Swt.
DAFTAR PUSTAKA
Nata,
Abuddin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. 2002. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Munir,
Ahmad. Tafsir Tarbawi Mengungkap Pesan Al-qur’an tentang Pendidikan. 2008. Yogyakarta:
Teras.Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. 2002.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Munir, Ahmad. Tafsir Tarbawi
Mengungkap Pesan Al-qur’an tentang Pendidikan. 2008.
Yogyakarta: Teras.
Ricky-diah.blogspot.com/objek-pendidikan-dalam-al-qur’an.html
Tafsir JalallainDepag RI. 2000.Al Quran dan Terjemahannya, Edisi
Baru. Surabaya: CV Karya Utama .
Hadhiri, Choiruddin. 1995. Klasifikasi Kandungan Al Quran.
Jakarta: Gema Insani Press.
[1] Op. Cit. ricky-diah.blogspot.com.
[2] Ahmad Munir. Tafsir Tarbawi mengungkap pesan
Al-Qur’an tentang pendidikan. 2008. Yogyakarta: Teras. hlm: 133-137.
[3]Tafsir JalallainDepag RI.
2000.Al Quran dan Terjemahannya, Edisi Baru. Surabaya: CV Karya Utama
Posting Komentar